Friday 10 July 2009

Tentang Kejujuran

Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi.
Secara psikologis, kejujuran mendatangkan ketentraman jiwa. Sebaliknya, seorang yang tidak jujur akan tega menutup-nutupi kebenaran dan tega melakukan kezaliman terhadap hak orang lain.Ketidakjujuran selalu meresahkan masyarakat, yang pada gilirannnya mengancam stabilitas sosial.Ketidak jujuran selalu berimplikasi kepada ketidakadilan. Sebab orang yang tidak jujur akan tega menginjak-injak
keadilan demi keuntungan material pribadi atau golongannya.

Kejujuran adalah hal yang tak ternilai harganya, menurutku adalah hal yang sangat berharga. Namun begitu sulit menemukan kejujuran. Tak hanya kejujuran yang dilakukan orang ke orang, tapi terkadang dan mungkin bisa dikata sering kita yang tak jujur dengan diri kita sendiri. Apa boleh dikata ketika apa yang kita lakukan tak sejalan dengan apa yang kita pikirkan. Terlebih lagi terkait masalah Cinta. Ketika hati merasakan cinta tapi tak terbalas dari jiwa yang lain disaat itulah kita selalu dalam kebohongan. Begitu munafik diri kita ketika kita harus mengakui apa yang tak pernah kita rasakan. Aku merasa tak ada kejujuran di dunia ini. Selalu ada kebohongan, dusta dan penuh tipu daya. Terutama adalah sesosok makhluk yang bernama laki-laki. Tak bisa disebut lelaki jika tak pandai berdusta. Meski tak dapat dipungkiri seorang wanita juga bisa berdusta tapi karena aku adalah seorang wanita dan selalu dibohongi seseorang yang aku sayangi, yang selalu kucoba untuk percaya akan arti kejujuran padanya. Aku adalah seseorang yang begitu mudah akan ketidakjujuran. Sulit buat aku untuk tidak percaya tapi apa kepercayaan aku selalu berbuah dusta. Begitu bodohnya aku yang selalu saja mudah untuk dikhianati, didustai dan ditinggalkan. Apa yang telah aku dapat telah memberi pelajaran buat aku untuk tak lagi mempercayai akan nilai kejujuran. Meski lahir kita berkata yakin dan bersumpah tentang kejujuran tapi itu hanya tipu muslihat untuk menarik simpati akan kepercayaan. Hilangnya kejujuran di hati nurani manusia semakin tak bisa terlepas dalam kehidupan ini. Begitu banyak fenomena yang terjadi dengan tanpa adanya kejujuran. Seperti apa saja yang kita ucapkan, saat kita bekomunikasi dengan seseorang tak dapat kita pungkiri acapkali kita sering berkata bukan yang sebenarnya. Meski hal tersebut hanya kecil dan tak terlintas dalam benak kita tapi itulah yang sering kita lakukan. Tak hanya hal itu kita sebagai seorang pelajar sering bertindak tidak jujur dalam proses ujian. Hal ini akan menjadi kebiasaan dan akan melekat pada pribadi kita. Ketika sebuah ketidakjujuran telah menyatu dalam diri kita disaat itulah akan membentuk kepribadian kita yang akan mengantarkan kita pada kasus kasus besar seperti korupsi yang marak terjadi dalam tanah air kita dan menjadi kasus global tanpa ada pemecahannya.

Mungkin akan terlintas dalam benak kita, apakah sangat sulit bagi kita, manusia sekarang ini untuk melakukan sebuah kejujuran? Mugkin bukan untuk orang lain tapi untuk diri kita sendiri. Bagaimana kita dapat melakukannya apakah kita harus belajar?. Ataukah memang dari kita dan hati nurani kita memang tidak ingin berbuat jujur? Bisakah kita jujur? Ada banyak pilihan buat kita sebagai jalan menuju kepada sebuah kejujuran. Kita bisa mulai dari diri kita sendiri, dalam keluarga kita, kepada orangtua kita, disekolah, dalam masyarakat atau mungkin melalui media massa seperti buku, majalah, TV, Radio atau dari sumber ilmu yang lain yang mengajarkan kita sebuah kejujuran.

Sebuah kejujuran adalah ungkapan jiwa kita tentang segala sesuatu dengan sebenarnya, tanpa ada yang disembunyikan. Terkadang kejujuran memang sangat menyakitkan tapi iltulah kejujuran. Lebih berarti tentang suatu hal yang terdapat nilai kejujuran daripada hanya sebuah manipulasi dan permainan yang lambat laut kebenaran pasti akan terungkap.

Disaat itulah arti sebuah kejujuran. Karena kejujuran tak ternilai harganya. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa Pertama kita harus jujur untuk diri sendiri kemudian jujurlah kepada orang lain meskipun itu akan menyakitkan. Kejujuran pada diri sendiri adalah kejujuran yang dilandasi pada pengakuan diri bahwa dirinya memiliki kemampuan dan kekurangan. Apabila dirinya tidak mampu untuk mengerjakan sesuatu maka dia akan katakan “tidak mampu”. Apabila dirinya memang tidak tahu, maka dia akan katakan “tidak tahu”. Orang yang mengakui kelemahan dirinya adalah orang yang lebih berpengetahuan daripada orang yang mengatakan “bisa”, “tahu” padahal dirinya “tidak bisa” dan “tidak tahu”. Kejujuran mengantar seseorang dan orang lain mendapat kebaikan.Menurutku jika kita dapat jujur kepada diri kita sendiri kita akan mampu untuk selalu jujur kepada orang lain. Kunci kejujuran adalah hati kita.

Ada sebuah Novel karangan penulis gaek indonesia, Arswedo Atmowiloto berjudul Blakanis. Buku yang dikeluarkan pda Juni 2008 dan setebal 283 ini secara gamblang memberikan gambaran nyata bagaimana orang yang berbuat jujur. Menurut buku tersebut Kejujuran itu seperti nafas yang setiap kali kita lakukan. Bisa dikata bahwa kejujuran itu sangat sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun. Namun permasalahannya adalah karena kesederhanaan itulah kejujuran sering dilupakan. Musuh utama kejujuran bukanlah kebohongan melainkan kepura-puraan. Baik pura-pura jujur atau pura-pura berbohong. Jika kita mengenal logika matematika kepura-puraan adalah ingkaran dari kejujuran dan juga kebohongan. Jujur adalah merupakan doa dan nafas bagi setiap manusia yang melakukannya. Sehingga tidak ada alasan satupun ataupun bagi manusia berbuat sebuah kejujuran. Mulailah dengan nafas, kemudian doa.

Sumber :

  • Wijaya,AlbertHendra.2000.Kejujuran.http://indonesia. siutao.com/tetesan/kejujuran.php.diakses tanggal 12 Mei 2009
  • http://umihamid.multiply.com/journal/item/17.di akses tanggal 12 Mei 2009
  • Agustianto.2009. Puasa dan Kejujuran.http: //www.pesantrenvirtual.com/index.php/seputar-ramadhan/15-pengajian/1220-puasa-dan-kejujuran.diakses tanggal 12 Mei 2009
  • Degey, Engelbertus Pr. 2007. Memilih Kejujuran atau Kebenaran. http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2933. diakses tanggal pada 19 Mei 2009.
  • http://timpakul.hijaubiru.org/jujur-3.html. diakses pada tanggal 19 Mei 2009http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=9894

No comments:

Post a Comment